Apa Itu DeepSeek yang Bikin Gempar Pasar Saham AS dan Eropa?

Apa Itu DeepSeek yang Bikin Gempar Pasar Saham AS dan Eropa?

Sumber : Detik Finance

Saham Raksasa Teknologi Anjlok Akibat Kemunculan AI DeepSeek dari China

Saham perusahaan teknologi besar seperti Nvidia dan Microsoft mengalami penurunan tajam setelah munculnya teknologi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek. Kehadiran teknologi ini mengejutkan pasar saham di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, menyebabkan gejolak yang cukup signifikan.

DeepSeek merupakan AI yang dikembangkan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, sebuah kota di bagian tenggara China. Liang, yang kini berusia 40 tahun, adalah lulusan teknik informasi dan elektronik. Ia juga dikenal sebagai pendiri hedge fund yang turut berperan dalam mendukung pengembangan DeepSeek.

Sebelumnya, Wenfeng telah membangun toko chip Nvidia A100, yang kini dilarang untuk diekspor ke China. Berdasarkan laporan dari BBC pada Selasa (28/1/2025), para pakar teknologi meyakini bahwa keterbatasan akses terhadap chip Nvidia A100 menjadi salah satu faktor pendorong bagi Wenfeng untuk mengembangkan DeepSeek. Strateginya adalah mengombinasikan chip ini dengan versi chip yang lebih murah dan lebih mudah diimpor.

Liang baru-baru ini terlihat menghadiri pertemuan antara para pakar industri dan Perdana Menteri China, Li Qiang. Dalam wawancara dengan The China Academy pada Juli 2024, ia mengungkapkan keterkejutannya terhadap respons publik terhadap versi sebelumnya dari model AI yang ia kembangkan.

“Kami tidak menyangka bahwa penetapan harga akan menjadi isu sensitif. Kami hanya berusaha mengikuti perhitungan biaya dan menetapkan harga yang dianggap sesuai,” ujar Wenfeng.

Aplikasi AI milik DeepSeek kini sudah dapat diunduh melalui App Store Apple dan situs resminya. Layanan ini tersedia secara gratis dan dengan cepat menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di toko Apple. Meskipun begitu, terdapat beberapa laporan mengenai kendala yang dialami pengguna saat mencoba mendaftar. Bahkan, DeepSeek menjadi aplikasi gratis dengan peringkat teratas di AS melalui App Store Apple.

DeepSeek menarik perhatian berkat kemampuannya yang menyerupai ChatGPT dalam menjawab pertanyaan dan membantu meningkatkan produktivitas pengguna. Berdasarkan deskripsi aplikasi di App Store, DeepSeek dirancang untuk memberikan respons yang informatif dan meningkatkan efisiensi dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa pengguna yang telah mencoba aplikasi ini menyebut bahwa DeepSeek mampu menghasilkan tulisan yang lebih berkarakter. Namun, AI ini juga memiliki batasan dalam menjawab pertanyaan yang dianggap sensitif secara politik.

Dalam laporan BBC, ketika DeepSeek ditanya tentang peristiwa di Lapangan Tiananmen pada 4 Juni 1989, AI tersebut memberikan jawaban, “Maaf, saya tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Saya adalah asisten AI yang dirancang untuk memberikan tanggapan yang bermanfaat dan tidak berbahaya.”

Dibandingkan dengan pesaingnya di AS, biaya pengembangan DeepSeek dilaporkan jauh lebih rendah, bahkan menghemat hingga ratusan juta dolar. Hal ini memunculkan kekhawatiran terhadap masa depan dominasi AI di Amerika. Dengan biaya operasional yang lebih efisien, teknologi ini berhasil mengguncang pasar keuangan pada 27 Januari, yang berimbas pada penurunan indeks Nasdaq lebih dari 3% dalam aksi jual besar-besaran, termasuk di sektor pembuat chip dan pusat data global.

Nvidia, sebagai salah satu perusahaan chip AI terkemuka, menjadi salah satu yang terkena dampak paling signifikan. Pada Senin (27/1/2025), nilai pasar Nvidia turun hampir US$ 600 miliar (Rp 9,7 ribu triliun), menjadikannya sebagai penurunan terbesar dalam sejarah saham perusahaan di AS dalam satu hari. Harga saham Nvidia anjlok 17% dalam satu hari perdagangan, menciptakan dampak besar di industri teknologi.

Berdasarkan laporan Forbes, Nvidia yang sebelumnya sempat menyandang gelar sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, kini turun ke posisi ketiga setelah Apple dan Microsoft. Nilai pasar Nvidia menyusut dari US$ 3,5 triliun menjadi US$ 2,9 triliun akibat penurunan harga sahamnya.

Meskipun chip yang digunakan DeepSeek tidak secanggih chip buatan Nvidia, keberhasilannya menantang pandangan bahwa kemajuan AI hanya dapat dicapai dengan anggaran besar dan chip kelas atas. Keberhasilan ini menciptakan ketidakpastian mengenai masa depan dan kebutuhan chip berkinerja tinggi di industri kecerdasan buatan.Saham Raksasa Teknologi Anjlok Akibat Kemunculan AI DeepSeek dari China

Saham perusahaan teknologi besar seperti Nvidia dan Microsoft mengalami penurunan tajam setelah munculnya teknologi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek. Kehadiran teknologi ini mengejutkan pasar saham di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, menyebabkan gejolak yang cukup signifikan.

DeepSeek merupakan AI yang dikembangkan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, sebuah kota di bagian tenggara China. Liang, yang kini berusia 40 tahun, adalah lulusan teknik informasi dan elektronik. Ia juga dikenal sebagai pendiri hedge fund yang turut berperan dalam mendukung pengembangan DeepSeek.

Sebelumnya, Wenfeng telah membangun toko chip Nvidia A100, yang kini dilarang untuk diekspor ke China. Berdasarkan laporan dari BBC pada Selasa (28/1/2025), para pakar teknologi meyakini bahwa keterbatasan akses terhadap chip Nvidia A100 menjadi salah satu faktor pendorong bagi Wenfeng untuk mengembangkan DeepSeek. Strateginya adalah mengombinasikan chip ini dengan versi chip yang lebih murah dan lebih mudah diimpor.

Liang baru-baru ini terlihat menghadiri pertemuan antara para pakar industri dan Perdana Menteri China, Li Qiang. Dalam wawancara dengan The China Academy pada Juli 2024, ia mengungkapkan keterkejutannya terhadap respons publik terhadap versi sebelumnya dari model AI yang ia kembangkan.

“Kami tidak menyangka bahwa penetapan harga akan menjadi isu sensitif. Kami hanya berusaha mengikuti perhitungan biaya dan menetapkan harga yang dianggap sesuai,” ujar Wenfeng.

Aplikasi AI milik DeepSeek kini sudah dapat diunduh melalui App Store Apple dan situs resminya. Layanan ini tersedia secara gratis dan dengan cepat menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di toko Apple. Meskipun begitu, terdapat beberapa laporan mengenai kendala yang dialami pengguna saat mencoba mendaftar. Bahkan, DeepSeek menjadi aplikasi gratis dengan peringkat teratas di AS melalui App Store Apple.

DeepSeek menarik perhatian berkat kemampuannya yang menyerupai ChatGPT dalam menjawab pertanyaan dan membantu meningkatkan produktivitas pengguna. Berdasarkan deskripsi aplikasi di App Store, DeepSeek dirancang untuk memberikan respons yang informatif dan meningkatkan efisiensi dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa pengguna yang telah mencoba aplikasi ini menyebut bahwa DeepSeek mampu menghasilkan tulisan yang lebih berkarakter. Namun, AI ini juga memiliki batasan dalam menjawab pertanyaan yang dianggap sensitif secara politik.

Dalam laporan BBC, ketika DeepSeek ditanya tentang peristiwa di Lapangan Tiananmen pada 4 Juni 1989, AI tersebut memberikan jawaban, “Maaf, saya tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Saya adalah asisten AI yang dirancang untuk memberikan tanggapan yang bermanfaat dan tidak berbahaya.”

Dibandingkan dengan pesaingnya di AS, biaya pengembangan DeepSeek dilaporkan jauh lebih rendah, bahkan menghemat hingga ratusan juta dolar. Hal ini memunculkan kekhawatiran terhadap masa depan dominasi AI di Amerika. Dengan biaya operasional yang lebih efisien, teknologi ini berhasil mengguncang pasar keuangan pada 27 Januari, yang berimbas pada penurunan indeks Nasdaq lebih dari 3% dalam aksi jual besar-besaran, termasuk di sektor pembuat chip dan pusat data global.

Nvidia, sebagai salah satu perusahaan chip AI terkemuka, menjadi salah satu yang terkena dampak paling signifikan. Pada Senin (27/1/2025), nilai pasar Nvidia turun hampir US$ 600 miliar (Rp 9,7 ribu triliun), menjadikannya sebagai penurunan terbesar dalam sejarah saham perusahaan di AS dalam satu hari. Harga saham Nvidia anjlok 17% dalam satu hari perdagangan, menciptakan dampak besar di industri teknologi.

Berdasarkan laporan Forbes, Nvidia yang sebelumnya sempat menyandang gelar sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, kini turun ke posisi ketiga setelah Apple dan Microsoft. Nilai pasar Nvidia menyusut dari US$ 3,5 triliun menjadi US$ 2,9 triliun akibat penurunan harga sahamnya.

Meskipun chip yang digunakan DeepSeek tidak secanggih chip buatan Nvidia, keberhasilannya menantang pandangan bahwa kemajuan AI hanya dapat dicapai dengan anggaran besar dan chip kelas atas. Keberhasilan ini menciptakan ketidakpastian mengenai masa depan dan kebutuhan chip berkinerja tinggi di industri kecerdasan buatan.

Baca Juga : RI Jadi Tujuan Investasi Digital Terbesar Kedua di ASEAN

#forbes #ai #deepseek

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *